Senin, 20 April 2020

Perubahan Sosial Dalam Masyarakat

Masyarakat memiliki unsur-unsur sosial seperti kelompok-kelompok sosial, lembaga-lembaga sosial, kebudayaan, kekuasaan, dan stratifikasi. Unsur-unsur sosial dalam masyarakat senantiasa berkembang dan berubah. Perubahan dan perkembangan sosial budaya antarkelompok masyarakat berbeda-beda. Ada kelompok masyarakat, keadaan sosial dan budayanya berkembang sangat cepat, sementara kelompok lain berkembang lebih lambat.

1. Pengertian Perubahan Sosial
Sejak dari zaman dahulu kala hingga saat ini telah banyak dinamika yang terjadi di Indonesia. Perubahan-perubahan di berbagai bidang telah banyak dilakukan dan terjadi di masyarakat. Begitu pula dengan perubahan sosial budaya di lingkungan sekitar kita.Beberapa definisi perubahan sosial sebagai berikut.
  1. Menurut Kingsley Davis perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
  2. Menurut Gillin and Gillin perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
  3. Menurut Mac Iver perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
  4. Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat

Dari beberapa pengertian di atas, bahwa dalam perubahan sosial yang berubah adalah struktur dan fungsi sosialnya. Contoh: Perubahan dalam struktur adalah perubahan jumlah penduduk, perubahan status sosial, perubahan pelapisan sosial, sedangkan perubahan dalam fungsi sosial antara lain ayah di rumah dan ibu bekerja. Di sini terjadi perubahan fungsi ayah dengan fungsi ibu.

2. Teori Perubahan Sosial
Perubahan terjadi karena adanya modifikasi dari berberapa pola kehidupan. Ada berbagai kondisi yang menyebabkan terjadinya modifikasi tersebut. Dalam sosiologi ada dua teori utama mengenai perubahan sosial, yaitu teori siklus dan teori perkembangan.

a. Teori Siklus
Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial bersifat siklus artinya berputar melingkar. Menurut teori siklus, perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tertentu, tetapi berputar-putar menurut pola melingkar. Pandangan teori siklus sebenarnya telah dianut oleh bangsa Yunani, Romawi, dan Cina Kuno jauh sebelum ilmu sosial modern lahir.

Kita dapat melihat kebenaran teori siklus ini dari kenyataan sosial sekarang. Misalnya, dari perilaku mode pakaian, dan gaya kepemimpinan politik. Sebagai contoh, dalam perubahan mode pakaian, seringkali kita melihat mode pakaian terbaru kadang-kadang merupakan tiruan atau mengulang model pakaian zaman dulu.

Dalam bidang politik, kita juga melihat adanya perubahan bersifat siklus. Sering kita melihat upacara-upacara sosial yang dilakukan pemimpin suku di zaman kuno dilakukan kembali oleh pemimpin politik masyarakat modern sekarang, misalnya melakukan upacara-upacara yang sifatnya memuja dan memelihara tradisi turun-temurun.
unsur sosial dalam masyarakat senantiasa berkembang dan berubah Perubahan Sosial Dalam Masyarakat
b. Teori Perkembangan/Teori Linier
Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern.

Teori linier dapat dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi. Teori evolusi melihat perubahan secara lambat, sedangkan teori revolusi melihat perubahan secara sangat drastis. Menurut teori evolusi bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional, dan bersahaja menuju masyarakat modern.

3. Bentuk-bentuk Perubahan
Pada hakikatnya, perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Bentuk perubahan sosial dan kebudayaan sebagai berikut.
  1. Perubahan Kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial, yang tidak membawa pengaruh langsung bagi masyarakat. Contoh: Perubahan mode, baik mode pakaian, mode rambut, dan lain-lain.
  2. Perubahan Besar adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang membawa pengaruh langsung terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat. Contoh: Modernisasi, industrialisasi, liberalisasi, dan globalisasi.
  3. Evolusi adalah perubahan yang berjangka waktu lama, dari serangkaian perubahan kecil yang saling berhubung dan saling mempengaruhi. Contoh: Evolusi masyarakat agraris menjadi industri.
  4. Revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat, dari serangkaian perubahan yang menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Contoh: Revolusi Industri di Inggris.
  5. Perubahan yang Dikehendaki adalah suatu tahapan-tahapan perubahan sosial dan kebudayaan yang telah direncanakan oleh agen perubahan atau agent of change. Contoh: Pembangunan Rumah Sakit.
  6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki adalah suatu dampak dari perubahan sosial dan kebudayaan yang telah direncanakan. Contoh: Pembangunan sarana jalan raya yang membawa dampak angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi.

4. Faktor Penyebab Perubahan
Faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan digolongkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam masyarakat dan faktor dari luar masyarakat.

a. Faktor dari Dalam Masyarakat
Faktor dari dalam masyarakat meliputi sebagai berikut.
  1. Pertambahan penduduk menyebabkan perubahan dalam pola tempat tinggal, yang semula terpusat pada lingkungan kerabat, berubah terpencar yang berorientasi pada pekerjaan.
  2. Konflik antarkelompok sosial atau golongan sosial dalam masyarakat menyebabkan perubahan masyarakat yang bersangkutan.
  3. Pemberontakan/revolusi menyebabkan perubahan peta politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  4. Berkurangnya Penduduk. Semakin berkurangnya penduduk menyebabkan pertumbuhan masyarakat secara keseluruhan.
  5. Penemuan baru yang merupakan penyebab perubahan dibedakan menjadi dua, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik alat maupun ide yang diciptakan individu/kelompok individu. Invention adalah suatu penemuan baru yang telah diakui, diterima, dan diterapkan/digunakan masyarakat.
  6. Nilai yang diubah membawa perubahan dalam masyarakat, misal pembudayaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) di Indonesia mampu mencegah pertambahan penduduk.
  7. Tokoh kharismatik membawa pengaruh dalam perubahan masyarakat, misalnya pengaruh Nabi Muhammad saw. terhadap umat Islam di seluruh dunia.

b. Faktor dari Luar Masyarakat
Faktor dari luar masyarakat meliputi sebagai berikut.
  1. Pengaruh Lingkungan Alam. Alam fisik yang subur dan tandus, membawa pengaruh berbeda dalam tingkat kemakmuran masyarakatnya.
  2. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain. Kontak kebudayaan antarmasyarakat akan menyebabkan pengaruh positif dan negatif.
  3. Peperangan. Perang menyebabkan perubahan negatif seluruh aspek kehidupan masyarakat. Contoh: Perang Afganistan yang membawa derita berkepanjangan masyarakat.

5. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan
  1. Faktor Pendorong Perubahan : 1) Sikap menghargai hasil karya orang lain dan kehendak untuk maju. 2) Deviasi, yaitu toleransi terhadap perbuatan menyimpang asal bukan merupakan dalih/pelanggaran. 3) Kontak dengan kebudayaan lain. 4) Sistem pendidikan formal yang maju. 5) Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat. 6) Penduduk yang heterogen. 7) Rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. 8) Orientasi ke masa depan. 9) Sikap optimis dalam hidup.
  2. Faktor Penghambat Perubahan : 1) Rasa takut akan terjadinya kegoyahan dan mempengaruhi integrasi kebudayaan. 2) Sikap tertutup dan berprasangka terhadap hal-hal baru. 3) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. 4) Perkembangan iptek yang terlambat. 5) Sikap fatalistik masyarakat. 6) Vested-interested adanya kepentingan-kepentingan individual yang tertanam kuat pada diri agen perubahan. 7) Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. 8) Hambatan dari faktor adat atau kebiasaan. 9) Sikap pesimis dalam hidup.